TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kepala daerah kini mengeluarkan strategi masing-masing untuk menjaga kinerja perekonomian di era new normal. Di Banyuwangi, Jawa Timur misalnya, Bupati Abdullah Azwar Anas sudah menjalankan program new normal sektor pariwisata.
"Dengan nama Kebiasaan Anyar (kebiasaan baru)," kata Anas dalam acara Ngobrol Tempo pada Kamis malam, 9 Juli 2020.
Pertama, Anas mengeluarkan sertifikasi new normal bagi usaha kecil, destinasi wisata, restoran, hingga hotel. Sertifikasi ini menandakan warung tersebut sudah menjalankan protokol kesehatan Covid-19. "Tidak berarti selamanya, dalam hitungan hari bisa dicabut kalau SOP tidak jalan," kata dia.
Kedua, destinasi wisata di Banyuwangi diminta untuk mengubah orentasinya. Dari semula menjual layanan dan harga, menjadi jualan kesehatan. Sehingga, destinasi wisata hanya bisa beroperasi lima hari dalam seminggu. Restoran pun juga disarankan tidak buka setiap hari dalam seminggu.
Hasilnya, surat datang dari Menteri Pariwisata Wishnutama baru-baru ini. Sebanyak empat destinasi di Banyuwangi masuk dalam rekomendasi bagi kementerian dan lembaga yang akan melakukan perjalanan ke daerah.
Sementara di Kota Bogor, Jawa Barat, program economic rebound tengah berjalan. Wali Kota Bogor Bima Arya sudah berdikusi dengan pengusaha dan ekonom kampus. Dari situ, ternyata diketahui ada permintaan yang tinggi pada barang kerajinan dan dekorasi rumah.
Sehingga, kini UMKM di Bogor diarahkan untuk masuk ke bisnis ini. "Ini ada efek jangka panjang untuk PAD (Pendapatan Asli Daerah)," kata dia.
Mal di Bogor memang telah dibuka kembali. Namun ternyata minat masyarakat masih rendah. Hanya 30 sampai 40 persen mal dikunjungi masyrakat. Tapi sebaliknya, kegiatan bersepeda dan wisata alam di Bogor justru meningkat.
Walhasil dalam seminggu terakhir, Arya gencar menciptakan destinasi wisata baru yang aman di era Covid-19. "Jika ada sawah tempat berjemur, sungai untuk arung jeram, kami berdayakan," kata dia.
Cerita berbeda datang dari provinsi yang menjadi sentra industri, yaitu Riau. Gubernur Riau Syamsuar mengatakan ada dua perusahaan besar di bidang pulp and paper yang ada di daerahnya. PT Riau Andalan Pilp and Paper dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
Sejauh ini, kedua perusahaan masih beroperasi seperti biasa. Namun, Syamsuar menerapkan aturan isolasi bagi pegawai di kedua perusahaan. Sehingga, mereka tidak bisa keluar dari daerahnya. "Kalaupun keluar, harus lakukan isolasi mandiri," kata dia,
Sehingga, kegiatan produksi kedua perusahaan tetap normal dan belum ada satupun pegawai yang dipecat. Meski di sisi lain, ekspor harus menurun karena permintan dari negara mitra yang juga berkurang.
Tak hanya industri pulp and paper, Riau pun dihuni oleh perusahaan sawit. Sejauh ini, kata Syamsuar, tidak begitu terlihat damak pandemi ini terhadap ekspor sawit. "Tidak ada penurunan, harga sawit cukup bagus," kata dia.
FAJAR PEBRIANTO